Foto: Penjelasan Ustadz Darul Terkait Video Yang Beredar Tentang Adanya Bagi Bagi Amplop |
Deli Serdang,pencarifakta.online - Tersebar luasnya Video Ustad M Darul bagi bagi amplop kepada korlap korlap daerah yang hadir diruangan, milik ustad M. Darul, untuk memenangkan salah satu Bakal Calon Gubernur Sumut yaitu Bobby Nst, yang merupakan menantu Presiden Republik indonesia Ir. Joko Widodo
Video yang berdurasi 2 menit 58 Detik tersebut tersebar di beberapa group group whatshap. Dalam isi video yang tersebar luas, merupakan seorang pemilik pondok pesantren dan Pimpinan Majelis Dzikir As Sholah.
Dalam video tersebut Ustad M. Darul membagi bagikan amplop melalui salah seorang muridnya kepada Koordinator Lapangan (Korlap) daerah se Sumatera Utara, dan berpesan untuk memenangkan Bobby Nst yang merupakan menantu dari Presiden RI yaitu Ir Joko Widodo.
Adapun isi ucapan dalam video tersebut yang tersebar, "Assalamualaikum Wr. Wb, kepada seluruh korlap se Sumatera Utara yang sengaja saya undang. Dari Sergei, Siantar, Simalungun, Tebing Tinggi, Medan, Deli Serdang, Stabat dan ada juga perwakilan. Pada Senin (26/08/2024) Malam.
Malam hari ini waktu kampanye memang belum buka, karena nomor belom ada. Kita sebagai korlap ini ngomong tetangga kanan kiri, bahwa yang kita dukung adalah Pak Bobby Nasution.
Saya ada rezeki akan diberikan kepada seluruh korlap, ini ngak dari mana mana. Ini dari saya sendiri. Kita ngak ada hubungan dengan siapa siapa, cuma kita ingin menenangkan Pak Bobby Nasution," demikian isi suara dalam Video tersebut.
Mengenai beredarnya video tersebut tim dari
gbtv Indonesia,sumateranews, sorotfokus-news dan pencari fakta langsung berkomunikasi dengan Ustadz Darul melalui via WhatsApp untuk melakukan wawancara, dan setelah tim awak media mendapatkan izin untuk mewawancarai Ustadz Darul,tim awak media langsung bergegas menuju ke pondok pesantren milik Ustadz Darul yang terletak di jalan kongsi 6 Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang. Selasa (27/08/2024) Malam sekitar Pukul 20,30 Wib.
Didepan awak media Ustad Darul Mengklarifikasikan atas video yang beredar di grub grub WhatsApp.
Berikut Penjelasan dari Ustadz darul:
Jadi setelah video itu beredar, banyak yang mempersalahkan, Yang jelasnya yang gak pro dengan saya pasti dia mempermasalahkan. Yang pro ke saya malah mengatakan, mantap, kapan kami gabung? Kapan kami bisa ikut?
Nah itu berarti terjadi pro dan kontra, biasalah itu.
Jadi di antara semua itu ada sekitar enam pertanyaan.
Yang pertama, masalah pilihan, Bobi.
Waktu itu saya bilangkan.
Yang kedua, masalah amplop, manipolitik.
Yang ketiga, masalah kampanye, dituduh kampanye.
Yang keempat, viral.
Yang kelima, pengajian kita dibilang pengajian sesat, Ustaz Suhuk.
Yang keenam, ada background Wali Songo.
Jadi saya jawab satu persatu. Pertama, pilihan.
Jadi pilihan itu, anggota kita, kita kan punya dua perahu.
Yang pertama, madjilah sama.
Kelompok tani.
Kalau kelompok tani, wilayah saya Sumatera Utara.
Kalau madjilah, wilayah saya nasional, sudah ada 17 provinsi yang saya bentuk.
Jadi mereka bertanya, Buya, arah politik gubernur kemana?
Selama ini saya jawab, nanti dulu. Nanti saya jawab, sabar dulu.
Jangan kemana mana
Jangan kemana-mana artinya jangan kemana-mana selain yang saya tentukan.
Jadi semalam itu saya kumpulkan.
Nah, pernyataan milih Bobi itulah saya bilang. Saya kumpulkan, kita milih Bobi. Siap menangkan Bobi? Siap.
Dan, masalah amplop. Nah, masalah amplop, kalau saya ngasih amplop itu kepada jemaah, enggak di tahun politik aja.
Kebetulan itu bahan tahun politik. Itu pun bukan amplop untuk memilih Bobi.
Bukan amplop untuk mendukung biby, enggak ada untuk . Dengarkanlah ceritanya. Enggak untuk Bobi.
Amplop itu janji saya mau ngasih mereka.
Dan saya ngasih amplop itu setahun dua kali.
Sembako setahun dua kali. Daging setahun sekali. Itu kukasih. Enggak tahun politik aja. Kebetulan sekalian ngumpulkan, ada rezeki ku. Panen jagung kukasih. Dan itu janji saya. Enggak ada hubungan dengan siapa-siapa. Nah, gitu. Itu jawabannya. Kemudian kampanye. Yang kampanye siapa? Saya sosialisasi menjelaskan kita milih itu. Itu pun tempatnya kan tertutup. Bukan di dunia luas.
Bukan di dunia luas. Saya bahkan tertutup. Dan Siapa yang milih?
Saya sosialisasi menjelaskan kita milih itu. Itu pun tempatnya kan tertutup. Bukan di dunia luas. Saya bahkan tertutup. Siapa yang milih?
Saya memiralkan ini. Di ruangan tertutup. Dan kusampaikan kepada keluarga ku. Apa dia? Kelompok tani sama majilah. Itu keluarga ku, murid ku, jemaah ku, korlap ku. Itu hak saya. Semua sekarang ini, mau di Jakarta, di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, semua pilkada yang dia tim sukses sudah ngatur strategi. Semua udah ngatur. Siapa yang enggak? Ya ngaturlah. Apalagi waktu ini bukan dua bulan lagi. Enggak mungkin enggak ngatur. Ya kita juga ngatur.
Kita juga ngatur. Cuma masalahnya kok diviralkan sama orang itu? Ini kan untuk kami sendiri. Saya bilang, nanti kalau udah deal nomor dan siapa wakilnya baru kita deklarasi. Itu ada bahasa itu. Ini kan enggak pribadi. Kemudian itu diviralkan. Kita tuntut.
Jangan dihubungkan. Politik dengan pengajian. Nanti lima tahun lagi berubah lagi tuh. Jadi jangan dihubungkan. Saya dipecat jadi khotib jumat gara-gara enggak sama pilihan. Dipecat. Ini saya tuntut nanti. Saya tuntut. Salah apa saya? Melanggar hukum apa dalam Islam? Melanggar hukum apa dalam Pancasila? Kok dipecat khotibjumatku? Ini ku tuntut. Itu udah kejadian.
Baru masalah Wali Songo. Ini video Wali, background Wali Songo ini mana mungkin ku buka . Gini aja. Apapun pernyataan saya, pengajian di lokasi ini, ya tetap ada Wali Songo. Jangan dihubungkan. Saya berbicara politik, belakangnya Wali Songo. Enggak. Wali Songo ini udah dari awal. Enggak kubongkar-bongkar. Nah gitu, Pak. Apalagi Ujar Ustadz Darul Kepada Awak media
Nah, jadi harapan dan tindakan dari Ustadz sendiri tentang beredarnya video itu.
Ya udah, saya kaji hakikat.ujarnya
Ini Allah Viralkan.
Dahrul kau dipiralkan oleh Allah, dikenalkan oleh Allah, ditenarkan oleh Allah melalui ini.
Nah, kita aja pengajian ngapain susah-susah.
Gitu aja kok repot, kata Gus Dur. Cetus Ustadz Darul Sambil Tersenyum mengakhiri.