wwwglobalnewstvindonesia.com // Ketapang // Kalimatan Barat // Paguyuban Jawa Kabupaten Ketapang menggelar acara Megengan atau Kenduri Bulan Sya'ban dengan tema *"Menyatu dalam Syukur, Meraih Berkah Ramadhan" yang bertempat di Pendopo Joglo Rumah Adat Jawa Kabupaten Ketapang. Acara ini dihadiri oleh berbagai tamu undangan, termasuk Ketua DPRD Kabupaten Ketapang, Achmad Sholeh, ST., M.Sos, yang juga menjabat sebagai Ketua Paguyuban Jawa Kabupaten Ketapang.
Tradisi Megengan, yang berasal dari ajaran Wali Songo, merupakan ritual yang dilakukan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Dalam acara ini, masyarakat Jawa di Kabupaten Ketapang berkumpul untuk mempererat tali silaturahmi, memohon keberkahan, dan mengingatkan diri tentang pentingnya menyambut bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan kesucian. Tema "Menyatu dalam Syukur, Meraih Berkah Ramadhan" diangkat untuk mengajak semua pihak bersama-sama merayakan momen penuh berkah ini, sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Acara dimulai dengan sholawatan,dilanjutkan dengan tahlilan. Dalam sambutannya, Achmad Sholeh mengucapkan terimakasih kepada seluruh tamu undangan, yang terdiri dari perwakilan OPD, Forkopimda, tokoh masyarakat, serta Ketua Suku-suku yang hadir memenuhi undangan. Beliau menjelaskan bahwa tradisi Megengan adalah warisan budaya dari Wali Songo yang masih dilestarikan hingga saat ini, sebagai bentuk rasa syukur dan pengingat untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bulan suci Ramadhan.
Acara semakin khidmat dengan hadirnya K.H. R. Abdussalam Mujib, S.Q., Pengasuh Pondok Pesantren Alhoziny Buduran Sidoarjo, Jawa Timur, yang memberikan tausiyah agama. Dalam tausiyahnya, beliau mengutip hadis dari Jabir RA yang menceritakan tentang Nabi Muhammad SAW yang naik ke mimbar dan mengucapkan "Amiin" tiga kali. Para sahabat yang mendengarnya pun bertanya, “Wahai Rasulullah, kami semua mendengar engkau berkata: Amiin, amiin, amiin.” Nabi SAW pun menjelaskan sebagai berikut:
Doa Pertama: Ketika Nabi SAW menaiki tangga pertama, Jibril datang kepadanya dan berkata, “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan, namun dosanya tidak diampuni.” Nabi SAW pun mengucapkan, “Amiin.” Hadis ini mengingatkan kita akan pentingnya memanfaatkan bulan Ramadhan untuk memperbanyak amal ibadah dan memohon ampunan dari Allah SWT.
Doa Kedua: Ketika Nabi SAW menaiki tangga kedua, Jibril berkata, “Celakalah seorang hamba yang mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, namun keberadaan kedua orang tuanya tidak membuatnya masuk surga.” Nabi SAW pun mengucapkan, “Amiin.” Doa ini mengajarkan kita untuk selalu berbakti kepada orang tua, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, sebagai amal saleh yang membawa kita kepada surga.
Kemudian Doa Ketiga: Ketika Nabi SAW menaiki tangga ketiga, Jibril berkata, “Celakalah seorang hamba, jika namamu disebutkan dihadapannya, namun dia tidak bershalawat untukmu.” Nabi SAW pun berkata, “Amiin.” Ini adalah pengingat bagi kita untuk senantiasa bershalawat kepada Rasulullah SAW, sebagai bentuk kecintaan dan amal yang dianjurkan dalam Islam.
Hadis ini, yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi, memberikan pengajaran yang sangat dalam tentang bagaimana kita mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih, penuh keimanan, serta memperbanyak amal saleh seperti berbakti kepada orang tua dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Acara yang berlangsung khidmat ini pun ditutup dengan makan bersama, sebagai wujud kebersamaan dan keakraban antar sesama. Makan bersama dalam acara Megengan ini menjadi simbol dari kebersatuan, rasa syukur, dan semangat berbagi. Selain itu, momen makan bersama juga menjadi kesempatan untuk semakin mempererat tali silaturahmi di antara sesama masyarakat Jawa di Kabupaten Ketapang.
Semoga acara ini membawa berkah bagi seluruh umat, mempererat tali persaudaraan, dan menjadi sara.
Jurnalis : Gusti Irfan