www.globalnewstvindonesia.com // Ketapang Kalimatan Barat // Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Matan Hilir Selatan yang digelar di Gedung Bandar Laut Pesaguan, Ketapang, hari ini berlangsung dengan tema "Penguatan Infrastruktur dan Ketahanan Pangan sebagai Penggerak Ekonomi Daerah." Acara ini dihadiri oleh Ketua DPRD Ketapang, Achmad Sholeh, ST, M.Sos, serta anggota DPRD lainnya, termasuk Nursiri, Wasti, M. Fuadi, dan Hasib Setiawan.
Dalam sambutannya, Achmad Sholeh menegaskan pentingnya memastikan bahwa program pembangunan yang diusulkan harus sejalan dengan visi pemerintah pusat. "Pembangunan yang diusulkan harus sinkron dengan kebijakan nasional, jika tidak, usulan tersebut tidak akan terakomodir," ujar Sholeh dengan tegas. Meskipun anggaran pembangunan mengalami pemotongan cukup signifikan, mencapai 147 miliar rupiah dari dana DAK dan DAU, Sholeh memastikan bahwa DPRD Ketapang akan terus mengawal setiap usulan agar tetap terlaksana.
Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus utama dalam Musrenbang kali ini. Achmad Sholeh mengingatkan perlunya dukungan untuk para petani, terutama dalam hal infrastruktur dan pendanaan. "Jangan sampai petani diminta untuk meningkatkan produksi, namun tanpa dukungan yang memadai. Setiap kegiatan yang diusulkan harus memiliki perencanaan yang matang," ujarnya. Ia juga menyoroti kondisi lahan sawah yang semakin berkurang, seperti yang terjadi di Desa Sungai Tanjung, yang sebagian besar telah beralih menjadi perkebunan sawit. Sholeh meminta agar lahan pertanian baru segera dibuka untuk memperkuat ketahanan pangan lokal.
Selain itu, program penguatan infrastruktur di berbagai sektor juga menjadi sorotan. Ketua DPRD menekankan bahwa pengairan dan penanggulangan abrasi di wilayah pesisir harus menjadi prioritas agar pembangunan pertanian bisa berjalan optimal.
DPRD Ketapang juga memberi perhatian khusus pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam kesempatan ini, Sholeh menyampaikan pentingnya pengembangan produk lokal, terutama makanan khas Ketapang, yang sampai saat ini masih belum dikemas dengan baik untuk dipasarkan di luar daerah. "Pengemasan yang lebih menarik akan membantu produk UMKM kita menembus pasar yang lebih luas," ujarnya.
Di sisi lain, anggota DPRD lainnya, seperti Wasti, yang memiliki latar belakang sebagai nelayan, juga menekankan pentingnya menambah anggaran untuk desa. Menurutnya, dana yang lebih besar akan memungkinkan desa untuk mengembangkan potensi sektor perikanan, pertanian, dan pariwisata yang ada di daerah tersebut.
Sementara itu, M. Fuadi, anggota DPRD lainnya, menekankan bahwa penguatan infrastruktur dan ketahanan pangan adalah kunci untuk mendorong perekonomian daerah. Ia mengusulkan penambahan anggaran untuk sektor-sektor strategis tersebut guna mendukung perekonomian lokal yang lebih mandiri.
Musrenbang kali ini juga memberikan kesempatan bagi anggota DPRD Hasib Setiawan untuk berbicara mengenai pengalamannya sebagai mantan anggota BPD yang mengetahui langsung tantangan pengusulan program pembangunan di tingkat desa. Hasib berharap ke depan proses Musrenbang lebih transparan, agar setiap usulan dari desa dapat lebih mudah terakomodir.
Menanggapi isu yang ada, Nursiri, anggota DPRD lainnya, menekankan pentingnya menjadikan Musrenbang sebagai ajang perencanaan pembangunan yang konkret dan terukur, bukan hanya rencana yang mengambang. Ia menyarankan agar permasalahan yang ada segera dicari akar penyebabnya untuk memastikan bahwa usulan desa benar-benar dapat terealisasi.
Dengan komitmen yang tinggi dari DPRD Ketapang dan pemerintah daerah, Musrenbang ini diharapkan menjadi langkah awal yang baik untuk memastikan pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan di Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Kabupaten Ketapang secara keseluruhan.
Jurnalis : Gusti Irfan